Monday, December 31, 2007

MUSIBAH, sebagai akibat perbuatan tangan manusia

Seperti halnya di beberapa daerah lain yang ditimpa beberapa jenis musibah, seperti banjir dan tanah longsor, Jogjakarta pun diperkirakan akan mencapai puncak curah hujan kisaran bulan Januari – Februari 2008. Informasi ini berasal dari Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) beberapa hari yang lalu. Menanggapi hal demikian kita hendaknya tetap harus waspada, walaupun itu masih dalam jangkauan prediksi alat ciptaan manusia, yang masih sangat mungkin keliru, bisa benar dan juga bisa salah. Tentunya yang lebih berhaq menentukan ialah Sang Kholiq, yang mempunyai kuasa untuk mendatangkan musibah dan bencana bagi umat manusia yang dikenhendaki-Nya. Dan kita manusia, juga harus tetap waspada, waspada terhadap musibah atau bencana, juga waspada terhadap apakah musibah itu Allah timpakan kepada kita karena dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan.

Manusia tidak luput dari kesalahan, karena memang demikian sifat yang dimilki oleh manusia, yaitu banyak bersalah, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam yang artinya :

“setiap anak Adam banyak-banyak bersalah, dan sebaik-baik orang yang banyak bersalah adalah yang banyak bertaubat.”

Oleh karena itu, dikala Allah menimpakan suatu musibah atau bencana karena ulah manusia yang tidak bersyukur dan banyak berbuat dosa, maka taubatlah yang utama yang harus dilakukan oleh manusia, baik itu oleh orang-orang sholeh, terlebih lagi bagi orang-orang pelaku maksiat dan dosa. Karena tidaklah lain dan tidaklah bukan Allah menimpakan suatu musibah kapada umat manusia atas sebab ulah manusia itu sendiri. Allah berfirman yang artinya :

“Telah tampak kerusakan di darat dan di alut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum : 41).

Banyak manusia yang tidak sadar melakukan suatu perbuatan yang tidak disukai oleh Allah, tanpa memikirkan akibat yang akan menimpa diri mereka, baik itu di dunia maupun di akhirat kelak.
Firman Allah di atas sangatlah sesuai dengan apa yang terjadi di tengah-tengah kehidupan manusia, dimana kebanyakan manusia lupa akhirat, banyak berbuat maksiat dan enggan bahkan lupa untuk bertaubat, sehingga Allah kemudian menimpakan musibah dan adzab. Namun juga demikian, setelah Allah timpakan musibah yang begitu banyak, manusia tidak banyak yang mengerti dengan adanya peringatan tersebut, sehingga mereka tetap melakukan perbuatan mereka yang membuat Allah menjadi murka. Hendaknya kita, kaum muslimin menyisihkan waktu kita untuk menuntut ilmu agama Allah, agar jikalau kita dihadapkan dengan musibah atau bencana, kita mengerti bahwa yang demikian itu adalah peringatan dari Allah, sehingga kita bisa mengambil langkah antisipasi secara spontan dan pasti, yaitu banyak bertaubat dan memohon ampun kepada Allah atas dosa yang pernah kita perbuat di masa lampau. Karena sesungguhnya Allah pun telah menyediakan nikmat yang besar bagi hambanya yang ketika diberi nikmat negeri yang makmur mereka manfaatkan dengan baik dan menjadi manusia yang bersyukur. Allah berfirman yang artinya :

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. (QS. Al-A’roof : 96).

Jadi, sangatlah jelas apa yang akan Allah berikan kepada umat manusia, berupa kenikmatan atau musibah dan bencana, semua sangat tergantung terhadap apa yang manusia itu perbuat, apakah mereka menjadi orang-orang yang bersyukur ataukah sebaliknya, dan Allah telah siap dengan imbalan dari setiap perbuatan manusia itu.

No comments:

Post a Comment