Monday, December 31, 2007

Sepi Perantau...

Apabila kuberada dikejauhan
Adakalanya kurasa kesepian
Asyik terkenang kampung halaman dan jua teman-teman

Dikala itu kan kurasa agak kelemahan untuk berjuang
Melihat mereka berbahagia di samping yang tercinta, kegembiraan
Ku kesepian…

Beruntung ada teman seperjuangan
Mengatakan kita harus teruskan perjuangan ini
Demi mencari keredho-an Ilahi

Masa muda dilalui hanya sekali
Pergunakannya agar kau tidak sesali di esok hari
Ketenangan ada di sini
Tak jumpa karena kau tak mencarinya
Kebahagiaan tersirat di hati
Tak rasa karena kau tak menghayati

Refleksi akhir tahun

komentarSaat ini banyak sekali kita jumpai di pinggiran jalan para penjual trompet mainan yang terbuat dari kertas karton, yang di desain dalam berbagai jenis dan ukuran. Nampakya, itu disediakan utuk persiapan penyambutan tahun baru 2008 yang jatuh pada esok hari. Disamping itu juga, pusat-pusat perbelanjaan banyak dikunjungi pembeli. Juga nampaknya banyak orang yang mempersiapkan segala sesuatu yang bbru untuk menyambut tahun baru 2008, baju baru, sepatu baru, tas baru, penampilan baru, dan lainnya. Bukan maksud untuk mengomentari, tapi saya agak heran saja, masalahnya kita masih terkesan terlalu sibuk denga urusan bermegah-megah, sedangkan banyak musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Indonesia ini.
Bukannya mengajak untuk bersedih, tapi sekedar mengajak untuk beralih perhatian di detik-detik penghujung akhir tahun 2007 ini. Sadar atau ga sadar, di akhir tahun ini, sejak mulainya musin penghujan, Indonesia banyak di lanja berbagai musibah dan bencana. Mulai dari banjir, tanah longsor, kenaikan gelombang air laut, dan lainnya. Namun, juga ga sedikit dari kita yang tidak mempedulikan itu, padahal sangatlah mungkin kita juga akan merasa hal yang sama dengan bebapa daerah yang terkena musibah.
Mungkin sekarang saat yang tepat, saat detik-detik di penghujung tahun 2007, menuju tahun 2008 kita memikirkan untuk perbaikan, perbaikan terhadap diri untuk menjadi insan yang lebih bisa bersyukur atas nikmat Allah, juga perbaikan terhadap lingkungan tempat kita hidup, agar di tahun yang akan segera berganti ini kita bisa memperindah nuansa hidup kita membawanya ke nuansa yang kebih baik, suasana kehidupan yang kebih bermakna, yang penuh dengan ketaqwaan dan rasa syukur kepada Allah Ta’ala.

MUSIBAH, sebagai akibat perbuatan tangan manusia

Seperti halnya di beberapa daerah lain yang ditimpa beberapa jenis musibah, seperti banjir dan tanah longsor, Jogjakarta pun diperkirakan akan mencapai puncak curah hujan kisaran bulan Januari – Februari 2008. Informasi ini berasal dari Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) beberapa hari yang lalu. Menanggapi hal demikian kita hendaknya tetap harus waspada, walaupun itu masih dalam jangkauan prediksi alat ciptaan manusia, yang masih sangat mungkin keliru, bisa benar dan juga bisa salah. Tentunya yang lebih berhaq menentukan ialah Sang Kholiq, yang mempunyai kuasa untuk mendatangkan musibah dan bencana bagi umat manusia yang dikenhendaki-Nya. Dan kita manusia, juga harus tetap waspada, waspada terhadap musibah atau bencana, juga waspada terhadap apakah musibah itu Allah timpakan kepada kita karena dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan.

Manusia tidak luput dari kesalahan, karena memang demikian sifat yang dimilki oleh manusia, yaitu banyak bersalah, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam yang artinya :

“setiap anak Adam banyak-banyak bersalah, dan sebaik-baik orang yang banyak bersalah adalah yang banyak bertaubat.”

Oleh karena itu, dikala Allah menimpakan suatu musibah atau bencana karena ulah manusia yang tidak bersyukur dan banyak berbuat dosa, maka taubatlah yang utama yang harus dilakukan oleh manusia, baik itu oleh orang-orang sholeh, terlebih lagi bagi orang-orang pelaku maksiat dan dosa. Karena tidaklah lain dan tidaklah bukan Allah menimpakan suatu musibah kapada umat manusia atas sebab ulah manusia itu sendiri. Allah berfirman yang artinya :

“Telah tampak kerusakan di darat dan di alut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum : 41).

Banyak manusia yang tidak sadar melakukan suatu perbuatan yang tidak disukai oleh Allah, tanpa memikirkan akibat yang akan menimpa diri mereka, baik itu di dunia maupun di akhirat kelak.
Firman Allah di atas sangatlah sesuai dengan apa yang terjadi di tengah-tengah kehidupan manusia, dimana kebanyakan manusia lupa akhirat, banyak berbuat maksiat dan enggan bahkan lupa untuk bertaubat, sehingga Allah kemudian menimpakan musibah dan adzab. Namun juga demikian, setelah Allah timpakan musibah yang begitu banyak, manusia tidak banyak yang mengerti dengan adanya peringatan tersebut, sehingga mereka tetap melakukan perbuatan mereka yang membuat Allah menjadi murka. Hendaknya kita, kaum muslimin menyisihkan waktu kita untuk menuntut ilmu agama Allah, agar jikalau kita dihadapkan dengan musibah atau bencana, kita mengerti bahwa yang demikian itu adalah peringatan dari Allah, sehingga kita bisa mengambil langkah antisipasi secara spontan dan pasti, yaitu banyak bertaubat dan memohon ampun kepada Allah atas dosa yang pernah kita perbuat di masa lampau. Karena sesungguhnya Allah pun telah menyediakan nikmat yang besar bagi hambanya yang ketika diberi nikmat negeri yang makmur mereka manfaatkan dengan baik dan menjadi manusia yang bersyukur. Allah berfirman yang artinya :

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. (QS. Al-A’roof : 96).

Jadi, sangatlah jelas apa yang akan Allah berikan kepada umat manusia, berupa kenikmatan atau musibah dan bencana, semua sangat tergantung terhadap apa yang manusia itu perbuat, apakah mereka menjadi orang-orang yang bersyukur ataukah sebaliknya, dan Allah telah siap dengan imbalan dari setiap perbuatan manusia itu.

Saturday, December 29, 2007

From father to beloved son...

DEAR SON…
The day that you see me old, have patience and try to understand me.

If get dirty when eating…if I can not dress…have patience.

Remember the hours that I spent teaching it to you.
If, when I speak to you I repeat the same things thousand and one times…
do not interrupt me...listen to me…

When you were small, I had read to you the same story a thousand times until you slept.

When I do not want to have a shower, neither shame me nor scold me…Remember when I had to chase you with a thousand excuses I invented, in order to bath you…

When you see my ignorance on new technologies…give the necessary time and not look at me with your mocking smile…

I taught you how to do so many things…to eat good, to dress well…to confront life…

When at some moment I lose the memory or the thread of our conversation…let me have the necessary time to remember…and if can not do it, do not become nervous…

As the most important thing is not my conversation, but surely to be with you and to have you listening to me…

If I ever do not want to eat, do not force me. I know well when I need to and when not.

When my tired legs do not allow me to walk…give your hand…the same way I did when you gave your first steps.

And when someday I say to you that I do not want to live anymore…that I want to die
Do not get angry…some day you will understand…
Try to understand that my age is not lived but survived.

Some day you will discover that, despite my mistakes, I always wanted the best thing for you and that I tried to prepare the way for you…

You must not feel sad, angry or impotent for seeing me near you.

You must be next to me, trying to understand me and to help me as I did it when you started living.

Help me to walk…help me to end my way with love and patience.

I will pay you by a smile and by the immense love I have always had for you.

MY BELOVED SON…
I began loving you before you were even born

Will you continue to remember me long after I’m gone?
I love you son…

YOUR FATHER

By : Amin Hafez

Wednesday, December 26, 2007

Wanita surga...

Surga, bukan sekedar taman hamparan luas tak berbatas yang hanya menyediakan kenikmatan berupa makanan dan minuman, atau segenap fasilitas hidup seperti yang pernah kita rasakan di dunia ini, namun jauh dari itu kenikmatan yang sering dibangga-banggakan oleh umat manusia di dunia ini, yaitu wanita juga Allah sediakan di surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan.
Jika seorang mukmin masuk surga, maka baginya Allah sediakan para wanita penghuni surga yang akan menjadi istrinya. Jika di dunia seorang mukmin juga istrinya adalah wanita yang taat kepada Allah, maka keduanya pun masuk surga bersama-sama. Adapun istrinya ketika di dunia akan Allah jadikan sebagai wanita surga (Bidadari) yang muda belia dan Allah jadikan pemimpin dari para bidadari lainnya yang Allah sediakan untuk orang mukmin tersebut, karena selain istrinya sewaktu di dunia, seorang mukmin juga akan Allah berikan para istri dari kalangan wanita penghuni surga. Para wanita yang di dunia menjadi wanita yang taat kepada Allah akan Allah jadikan perawan muda dan cantik menawan, yang selalu muda dan tak pernah tua, selalu menyejukkan mata jika dipandang.
Bidadari-bidadari para penghuni surga Allah ciptakan mereka bukan dari wanita-wanita dunia, melainkan murni kehidupannya di dalam surga dan tidak pernah ke dunia. Mereka di pingit di dalam kemah-kemah yang indah. Akhlaq mereka mulia, pandangan mereka terjaga dengan pandangan yang selalu tertunduk, dan belum pernah di sentuh oleh siapapun. Tubuh mereka indah dan menarik, para wanita surga tidak pernah haidh dan meludah, selalu dalam keadaan suci dan bersih dari najis, berbeda halnya dengan manusia ketika hidup di dunia ini.
Usia mereka sebaya dengan suami mereka. Mereka adalah para gadis yang penuh cinta dengan suami mereka, dan mereka adalah wanita yang terpelihara keperawanannya walaupun telah dicampuri oleh suami mereka.
"Seandainya bidadari surga turun ke dunia, tentulah ia akan menerangi antara bumi dan surga, baunya akan memenuhi keduanya, sedangkan tutup kepalanya lebih baik dari dunia dan seisinya". (Riwayat AL-Bukhori).

Itulah salah satu kenikmatan yang Allah sediakan bagi hamba-Nya yang taat beribadah kepada-Nya, yang kekal abadi dan tak kan pernah sirna seperti halnya keadaan di dunia, ada yang muncul dan ada yang sirna. Tentunya jika demikian, manakah yang akan kita pilih? Karenanya janganlah idahnya dunia itu kita puja dan kita buru sehingga lupa dengan keindahan yang sebenarnya, yang kekal abadi.

Banjir Indonesiaku

Tragis, suasana yang terlihat di Indonesia. Hampir setiap kali menekan tombol channel berita di TV, informasi berita banjir di Indonesia tidak terlewatkan. Terlalu banyak sudah musibah yang menimpa negeri ini, tapi sampai detik ini perubahan nyaris tidak ada, atau boleh dikatakan sangat sedikit sekali.
Terkadang saya berpikir apa gerangan Indonesia diserbu berbagai macam musibah tak terduga yang datang bak semburan peluru tembak. Entah kapan akan berakhir. Mungkin kita akan lega jika musibah yang satu ini berakhir, tapi musibah lainnya siap menerjang. Hati acap kali merasa sedih melihat luka dan derita saudara-saudara yg tertimpa. Tapi kadang juga hati tidak bisa mengelak, jika apa yang Allah berikan itu merupakan akibat perbuatan manusia yang tidak bersyukur. Kita bisa saja turut bersedih, namun terkadang kesedihan itu ditimbulkan oleh kita sendiri yang tidak tau diuntung.
Saat ini bisa saja kita tenang duduk di rumah, di kantor, di sekolah atau di kos-kosan. Namun siapa tau jika kita adalah berikutnya yang akan tertimpa musibah. Waspada! Waspada terhadap datangnya musibah, dan juga waspada jikalau kita juga termasuk dari manusia-manusia yang tipak pandai bersyukur. Bukan prasangka buruk, cuma kehati-hatian menjaga diri dari lupa akhirat, dan tidak bersyukur.

Jakarta, ibukota negara, tapi keadaannya sangat menyedihkan. Tempat banyak orang beraktivitas mencari nafkah keluarga, kini menjadi derita banyak orang. Jika tidak bisa menengok atau memberi bantuan kepada saudara kita di Jakarta atau darah lainnya yang terkena musibah, maka berdoa adalah komunikasi kita dengan Allah memohon ampunan dan keringanan atas musibah, karena Dialah yang mempunyai kehendak atas semua itu.

Sunday, December 23, 2007

Hari Ibu...


Ibu, bukanlah sekedar orang yang hanya diingat ketika datangnya hari ibu satu kali dalam setahun, melainkan Ibu adalah orang tua yang seharusnya kita berbakti kepadanya setiap saat dan semampu kita. Bagaimana dengan Bapak, adakah hari Bapak sehingga kita juga mempunyai kesempatan untuk megucapkan terimakasih dan kasih sayang kita kepada Bapak ? Juga bukan demikian cara kita berbakti kepada orang tua.
Orang tua akan sangat senang kepada kita jika kita menjadi anak yang sholeh, dan selalu berbakti kepada keduanya, selalu medoakannya, dan itu tidaklah sekedar dilakukan hanya satu kali dalam satu tahun. Tentunya berbakti kepada orang tua tidak terlewatkan keberadaannya dalam syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Kita dituntun oleh Nabi untuk taat kepada orang tua kita, terutama Ibu. Ibu memiliki hak yang lebih untuk kita hormati dan berbakti kepadanya dibanding ayah, hal ini karena Ibu mengalami tiga kepayahan dalam merawat dan membesarkan kita, yaitu mengandung sampai dengan 9 bulan, melahirkan kita serta menuyusui da membesarkan kita.

Dalam QS. Al-Ahqof : 15 Allah berfirman, yang artinya :
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a, "Ya Rabb-ku, tunjukkilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridlai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

Dalam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim, Nabi bersabda yang artinya :
"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata, "Datang seseorang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ?' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi ?' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Ibumu!' Ia bertanya lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Ibumu!', Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi, 'Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Bapakmu'. "[Hadits Riwayat Bukhari (Al-Fath 10/401) No. 5971, Muslim 2548].

Jadi, terlalu sedikit jika kita hanya mengingat bakti Ibu kepada kita dalam waktu satu kali dalam setahun, entah kita berada dekat dengannya atau jauh sekalipun. Terlebih jika kita sekarang mahasiswa yang merantau jauh dari orang tua, maka tidak ada alas an bagi kita untuk jarang berbakti atau menghormati Ibu dan Bapak kita. Dengan berdoa kita sudah cukup mengarapkan kebaikan bagi mereka, memohonkan umur yag panjang agar kita juga siberi kesempatan untuk berbakti kepada mereka terutama diwaktu mereka sudah lanjut usia, memohonkan ampunan bagi keduanya. Itu semua merupakan bakti yang tidak kenal jarak. Selam nyawa masih di jasad,maka manfaatkan untuk berbakti kepada mereka. Mudah-mudahan kita senua diberi ampunan oleh Allah, amiiin…

FILM AYAT-AYAT CINTA, Fitnah bagi umat Islam

Sudah sangat tidak asing judul sebuah Novel laris “Ayat-Ayat Cinta” dikalangan masyarakat Indonesia. Novel yang sangat laris tersebut sudah banyak mengambil hati orang banyak, terutama kaum muslimin di Indonesia. Sekitar tahun 2005 lalu, saya sendiri pernah ikut dalam acara kepanitiaan bedah buku tersebut. Cukup ramai para peserta yang hadir dalam, bahkan auditorium tempat dilaksanakannya acara tersebut nyaris penuh. Habiburrahman El-Shirazy sendiri dapat kami hadirkan saat itu sebagai pembicara yang didampingi oleh Ust. Faudzil Adhim. Beliau sang pengarang novel mengatakan bahwa novel karangannya itu adalah kisah nyata yang pernah dialaminya saat kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo-Mesir. Selanjutnya beliau tuliskan kisah tersebut sehingga menjadi sebuah novel. Namun, bagaimana pun juga sebuah novel merupakan karangan yang dibuat-buat, walaupun isinya menggambarkan sebuah kisah nyata dari seseorang atau orang banyak sekalipun, pasti ada unsur tambahan yang menjadikan cerita novel itu menjadi lebih menarik.
Novel ayat-ayat cinta yang saat ini telah di-film-kan justru menambah fitnah dikalangan kaum muslimin. Yang pasti ada niat baik dalam pemutaran film tersebut, namun niat tersebut tidak dibarengi dengan ilmu yang haq sehingga kelihatan sangat rancu. Tokoh pemain yang di-dandani dengan busana muslimah super tertutup itu justru yang menjadi tipu daya manusia terhadap syariat Islam yang sebenarnya. Bukan sekedar pakai cadar yang hanya di film saja, yang artinya itu mempermainkan syariat Islam, namun juga peran skenario yang memperbolehkan pegang-pegangan tangan pada lawan jenis yang bukan mahrom. Seharusnya, kita umat muslim sudah sangat paham dengan adanya larangan berpegangan tangan (saling bersetuhan) antara lawan jenis yang bukan mahrom. Yakni dalam firman Allah yang berbunyi :
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isroo’:32)

Zina disini bermakna luas, yaitu dimulai dari hal-hal atau perbuatan yang mengantarkan kepada zina tersbut sampai pada zina yang dimaksudkan dengan bersetubuh. Namun, tampaknya banyak orang yang menyalahartikan ayat tersebut. Bahkan yang sangat ekstrim mengartikan ayat tersebut adalah dengan beranggapan bahwa yang dialarang adalah “mendekatinya”, bukan melakukannya. Jadi, jika kita hanya mendekati zina tersebut, itulah yang dilarang, sedang melakukan zina-nya tidaklah dilarang, begitu kata mereka. Ini adalah pemaknaan yang bathil dan jauh dari kebenaran.
Terlebih lagi dalam film tersebut yang hanya bersandar pada tafsiran kaum awam yang mengatakan bolehnya berpegangan tangan asalkan tidak dibarengi nafsu. Padahal Nabi sudah sangat jelas mencontohkan bahwa beliau shollallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah menyentuh wanita, kecuali yang halal baginya. Nabi bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya, aku tidak berjabat tangan dengan wanita”.

Aisyah berkata yang artinya :
“Tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan perempuan (bukan mahramnya) sama sekali. Ketika bai’at, mereka hanya maba’iatnya dengan perkataan”.

Oleh karena itu, kita umat muslim hendaknya tau siapa yang berilmu, sehingga kita bisa merujukkan suatu perkara dalam agama ini kepada tempat yang sesuai, yang bisa mempertanggungjawabkan perkara tersebut berdasarkan Al-quran dan Sunnah Nabi.

Lalu apalagi yang mebolehkan kita untuk menyentuh wanita yang bukan mahrom, sedang larangan dan petunjuk dari Nabi sudah sangat jelas.
Maka sebenarnya film ayat-ayat cinta tersebut tidak sesuai dengan niat baiknya meyebarkan syiar Islam, karena syiar yang disampaikan di dalamnya belum sesuai dengan syariat Islam yang benar adanya. Namun sudah terlanjur, banyak umat Islam yang sangat senang dan mendukung pemutaran film tersebut dan menjadikannya hujjah sehingga muncullah istilah “pacaran Islami” atau "pegangan tangan ala Islam”, atau bahkan “zina Islami”. Dan inilah sesungguhnya yang diakatakan fitnah, karena istiah Islam sudah disalahgunakan karena sebab model atau jenis film yang mengatasnamakan Islam menyebarluas di tengah kaum muslimin.

Entah seperti apa film yang akan diputar nanti. Entah seperti apa perasaan para muslimah yang memang mengenakan jilbab bercadar dalam busana sehari-harinya melihat film tersebut yang menayangkan jenis busana yg sama namun berpegangan tangan, atau adegan lainnya sesuai dengan skenario sutradara. Inilah fitnah, yang bercadar lainnya pun seakan-akan juga termasuk orang yang mempermainkan syariat Islam dengan adanya film tersebut, padahal mereka mengenakan jilbab bercadar karena memang mereka paham ilmu dan khawatir terhadap pergaulan bebas manusia zaman sekarang, sehingga mereka lebih memilih untuk menutup diri dngan serapat mungkin. Namun, keberadaan film itu seakan menutup niat mulia para wanita muslimah tersebut.

Sesungguhnya Allah mengetahui apa akan terjadi nanti, ini hanyalah sekelumit gambaran sesaat menjelang pemutaran film Ayat-Ayat Cinta itu, mungkin saja bisa berubah dan itu yang saya harapkan...

Saturday, December 1, 2007

Khawatir...

Abu Bakar As-Shiddiq berkata : "Ketika aku mengingat ahli surga, aku bergumam, "aku takut jangan-jangan aku tidak termasuk bagian dari mereka." (Tahdzibul Hilyah, 1/60).

Tidak ada yang tau apakah kita termasuk golongan ahli surga atau ahli neraka. Hanya Allah saja yang tau pada golongan mana kita digolongkan. Maka janganlah pernah bangga dengan diri sendiri, kelompok, organisasi atau golongan kita, karena setiap kita tidak ada yg tau dimana kita akan ditempatkan oleh Allah di akhirat nanti.
Hendaknya kita berdoa kepada Allah agar kita senantiasa dijaga dalam ke-Islaman kita, dikuatkan hati kita atas agama Islam ini dan dijauhkan dari kekafiran. Dan kita juga hendaknya bersyukur, ketika saat ini Allah masih menggolongkan kita ke dalam golongan kaum muslimin, maka memanfaatkan waktu untuk beribadah dengan penuh totalitas adalah jangan disia-siakan, karena juga tidak ada yang atau kapan ajal kita kan tiba...

Monday, November 26, 2007

Dua berita duka

Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun, hari ini ada dua berita duka yang saya dapat, keduanya cukup mengejutkan. Namun, yang lebih utama ialah berita duka/musibah dapat menjadikan kita ingat mati dan pendek angan-angan.

1. Subuh tadi, tepat ketika aku baru saja terjaga dari tidurku, nada sms di HPku berbunyi, dan ternyata itu sms dari Abi. Lebih terkejut lagi ketika Abi memberikan sebuah berita duka, musibah gempa bumi melanda kampung halamanku, Bima-Nusa Tenggara Barat, tempat kedua orang tuaku tinggal sekarang. Gempa yang berkekuatan 5.0-6.7 skala richter itu memang sangat mengejutkan. Bersamaan dengan berita musibah itu, Abiku memberitakan bahwa mereka, Abi dan Ummi tidak apa-apa dan juga rumah kami tidak ada yang rusak, Alhamdulillah. Namun, saya yang jauh di Jogja sangat khawatir dengan keadaan mereka.

Teringat saya yang sekarang kuliah di Jogja, meninggalkan kedua orangtua di Bima membuat saya merasa sangat sedih, dan sempat saya menitikkan air mata atas berita musibah tersebut. Orang tua saya hanya tinggal berdua di rumah sekarang ini, tidak ada anak-anaknya yang menemani atau pun pembantu yang membantu meringankan pekerjaan rumah yang cukup besar itu. Kakak-kakak saya sudah menikah semua dan tinggal bersama keluarganya masing-masing. Itu yang membuat saya merasa sangat sedih, kalau saja musibah seperti itu terjadi lagi dan di rumah memang tidak ada orang, saya sangat khawatir dengan mereka, sedangkan saya yang jauh dari mereka tidak bisa berbuat banyak, kecuali doa yang seketika saya panjakan kepada Allah, memohon perlindungan untuk kedua orang tua tercinta agar terhindar dari musibah. Alhamdmulillah hati bisa tenang, setelah saya membalas sms Abi dan memastikan mereka baik-baik saja.

Ingin sekali pulang kembali ke kampung halaman menemani orang tua yang sudah semakin tua, tapi kewajiban kuliah ini masih harus diselesaikan. Tapi tetap saya coba untuk tabah dan tak pernah lelah berdoa kepada Allah untuk keselamatan keduanya.

Orang tua, adalah yang kedua wajib diaati setelah Allah dan Rasul-Nya. Maka kekhawatiran tidak taat kepada keduanya harusnya menjadi yang kedua pula ketika takut jika tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika ada waktu sempat pulang kampung, maka pulang dan menemui mereka adalah lebih utama. Semua kita hendaknya takut, jika waktu kita yang di dunia ini belum sempat kita gunakan untuk taat kepada kedua orang tua kita, mencari ridho keduanya, mengobati kerinduanya, dan meringankan beban di pundaknya. Karena waktu ajal kita tidak ada yang tau. Juga ajal kedua orang tua kita tidak ada yang tau, maka sempatkanlah waktu yang tersisa ini untuk berbakti kepada keduanya. Entah sampai kapan mereka akan melimpahkan kasih sayang mereka kepada kita anak-anaknya, melalui doa dari lisan mereka yang selalu berdoa untuk kesuksesan dan kesalamatan kita, tenaga mereka yang digunakan untuk mencari biaya kuliah kita, itu tidak usah kita tanyakan. Justru yang kita tanyakan adalah diri kita sendiri, kapan kita bisa membalas semua jasa, kasih sayang, jerih payah dan peluh mereka yang berjuang dari sejak kita lahir, membesarkan dan menyekolahkan kita. Bukan sekedar karena musibah yang mengingatkan kita kepada mereka, tapi setiap saat kita harus bisa ingat kepada mereka dan berdoa untuk mereka. Semoga kasih sayang Allah terlimpahkan kepada keduanya, Amiin.

2. Setelah sholat subuh, ketika matahari sudah menampakkan sinarnya, kemudian nada sms di HP saya berbunyi lagi, namun kali ini dari teman. Isinya juga musibah yang mengejutkan. Salah seorang ustadz yang pernah mengisi kajian di masjid kampus saya telah meninggal dunia. Beliau terkena serangan jantung, demikian informasi yang sampai kepada saya. Beliau Ustadz Armen Halim Naro, Lc namanya, rahimahullah. Beliau ustadz yang sangat lembut hatinya, sempat meniggalkan kesan yang menyentuh hati di antara beberapa ikhwan di Jogja melalui beberapa tema kajian yang pernah beliau sampaikan. Yang membuat saya begitu terkesan, kajian beliau yang bertema “Ibu” benar-benar membuat merinding. Motivasi dan semangat yang beliau berikan agar berbakti kepada orangtua, terutama bakti kepada Ibu membuat peserta kajian banyak terisak menangis. Melalui lisan beliau, Allah mengingakan kepada peserta kajian saat itu akan bakti kepada Ibu yang begitu besar seharusnya dilakukan oleh setiap anak laki-laki. Terlebih lagi peserta kajian adalah kebanyakan mahasiswa yang merantau dari berbagai daerah di luar Jogja semakin terisak menangis teringat dengan Ibu yang ditinggal di rumah. Walaupun saya sendiri tidak hadir langsung di kajian bertema Ibu itu, tetapi saya sempat mengkopi kajiannya dan mendengarkannya sendirian. Benar-benar menyentuh hati….

Masih banyak kajian beliau yang berkah berisi ilmu yang bermanfaat yang sempat beliau sampaikan kepada kaum muslimin di Indonesia, baik secara langsung maupun melalui rekaman. Semoga Allah memberikan rahmat dan ampunan kepada beliau, Amiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Monday, November 12, 2007

Listrik takut hujan

Sudah beberapa hari ini Indonesia diguyur hujan. Hampir seluruh wilayah Indonesia disiram hujam dalam waktu yang bersamaan. Hujan adalah rahmat Allah yang memberi manfaat besar bagi makhluk hidup di dunia ini. Oleh kerena itu kita dituntun untuk berdoa kepada Allah agar hujan yang yg turun memberikan rahmat dan manfaat yang besar.
Namun, lain cerita di Indonesia, hampir setiap kali musim hujan turun selalu diiringi dengan kejadian 'mati lampu mendadak'. Entah apa penyebabnya. Terlebih lagi 'kejadian' itu tidak ada penjelasan informasi apa penyebabnya dari PLN. Sehingga banyak orang yg jengkel dengan kejadian itu dan warga menjadi banyak mengeluh.
Peristiwa ini seolah menjadi suatu fenomena yang 'otomatis' terjadi di setiap kali hujan turun. Hujan turun, lalu diikuti dengan padamnya listrik. Seakan-akan listrik takut sama air.
Sebagai mahasiswa, hal ini sangat merugikan. Banyak hal yg menyangkut studi menjadi tertunda karena padamnya listrik ketika hujan turun. Ketika negara lain menjadikan sampah sebagai bahan alternatif pembangkit tenaga listrik, maka Indonesia menjadikan sampah sebagai masalah lainnya yg belum terselesaikan. Para pelajar dan mahasiswa harus kembali bernostalgia ke zaman nenek moyang mereka yang hidup tanpa listrik di setiap musim hujan datang. Sehingga perkembangan bukanlah maju kedepan, tapi mundur dulu kemudian baru maju lagi, atau dapat dikatakan perkembangan maju mundur.
Listrik, sepele didengar dan disebut, tapi terlalu banyak manfaat yang dirugikan ketika 'ia' tak ada. Zaman Nabi Muhammad dulu, sama sekali tidak ada listrik. Mereka cuma bermodal cahaya api di obor-obor mereka yang menyala berani untuk melawan orang-orang pengganggu Islam. Namun kenyataannya Islam jaya saat itu. Nah, seharusya pada zaman sekarang ini yang cahaya bukanlah lagi dari api bisa menjadikan suatu negara lebih maju dan jaya. Artinya, zaman Nabi saja yg demikian, bisa mejadikan Islam membangun sistem pemerintahan/negara yang maju. Apalagi kita!
Semua harus kita jadika renungan. Keimanan orang-orang terdahulu sangatlah tinggi, sehingga mereka selalu mendapat pertolongan Allah walaupun tidak ada listrik seperti sekarang ini. Sangatlah mungkin keluhan listrik padam yang dialami oleh bangsa kita saat ini disebabkan oleh lemahnya atau rendahnya iman kaum muslimin, sehingga Allah justru menimpakan musibah dikala diturunkannya hujan yang penuh rahmat dan manfaat.
Ini bisa menjadi koreksi bagi diri kita pribadi masing-masing, bahwa setiap yang menimpa kita asalnya dari Allah semata.

Saturday, November 10, 2007

Do'a...

"Jadikanlah kehidupan ini sebagai masa untuk menambah segala kebaikan dan jadikan kematian sebagai waktu berhentinya dari segala keburukan." (Shohih Al-Jami', 1263).

Friday, November 2, 2007

Friendship, braiding hand in glove brotherhood...

Suatu saat, di suatu tempat....

kita pernah bersama...

Surga dunia adalah persahabatan yang disebabkan oleh cinta karena Allah. Sedangkan Al-Firdaus adalah surga akhirat. Semoga Allah mengumpulkan kita semua bersama di kedua surga tersebut. Amiiin...
I miss you all, my brother...


Minyak Pelumas dari Botol Plastik

Percayakah Anda jika suatu saat nanti botol plastik bekas dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak pelumas untuk kendaraan bermotor? Jika tidak percaya, tanyakan saja pada Stephen J. Miller, Ph.D., seorang ilmuwan senior dan konsultan peneliti di Chevron. Bersama rekan-rekannya di Pusat penelitian Chevron Energy Technology Company, Richmond, California, Amerika Serikat dan University of Kentucky, ia berhasil mengubah limbah plastik menjadi minyak pelumas. Bagaimana caranya?

Sebagian besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam menjalankan aktivitasnya. Berdasarkan data Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat, pada tahun 2001, penduduk Amerika Serikat menggunakan sedikitnya 25 juta ton plastik setiap tahunnya. Belum ditambah pengguna plastik di negara lainnya. Bukan suatu yang mengherankan jika plastik banyak digunakan. Plastik memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan lainnya. Secara umum, plastik memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi terhadap listrik, mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan suhu terbatas, serta ketahanan bahan kimia yang bervariasi. Selain itu, plastik juga ringan, mudah dalam perancangan, dan biaya pembuatan murah.

Sayangnya, di balik segala kelebihannya, limbah plastik menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya tak lain sifat plastik yang tidak dapat diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan cara mendaur ulang limbah plastik. Namun, cara ini tidaklah terlalu efektif. Hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang, sisanya menggunung di tempat penampungan sampah.

Masalah itulah yang mendasari Miller dan rekan-rekannya melakukan penelitian ini. Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol plastik minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik. Dalam penelitiannya yang akan dipublikasikan dalam Jurnal American Chemical Society bagian Energi dan Bahan Bakar (Energy and Fuel) edisi 20 Juli 2005, Miller memanaskan polietilena menggunakan metode pirolisis, lalu menyelidiki zat hasil pemanasan tersebut.

Ternyata, ketika polietilena dipanaskan akan terbentuk suatu senyawa hidrokarbon cair. Senyawa ini mempunyai bentuk mirip lilin (wax). Banyaknya plastik yang terurai adalah sekitar 60%, suatu jumlah yang cukup banyak. Struktur kimia yang dimiliki senyawa hidrokarbon cair mirip lilin ini memungkinkannya untuk diolah menjadi minyak pelumas berkualitas tinggi. Sekadar informasi, minyak pelumas yang saat ini beredar di pasaran berasal dari pengolahan minyak bumi. Minyak mentah (crude oil) hasil pengeboran minyak bumi di dasar bumi mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan titik didih yang berbeda-beda. Kemudian, berbagai senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah ini dipisahkan menggunakan teknik distilasi bertingkat (penyulingan) berdasarkan perbedaan titik didihnya. Selain bahan bakar, seperti bensin, solar, dan minyak tanah, penyulingan minyak mentah juga menghasilkan minyak pelumas. Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil pemanasan limbah plastik mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas. Pengubahan hidrokarbon cair hasil pirolisis limbah plastik menjadi minyak pelumas menggunakan metode hidroisomerisasi. Miller berharap minyak pelumas buatan ini dapat digunakan untuk kendaraan bermotor dengan kualitas yang sama dengan minyak bumi hasil penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan, sekaligus ekonomis.

Sebenarnya, usaha pembuatan minyak sintetis dari senyawa hidrokarbon cair ini bukan suatu hal baru. Pada awal 1990-an, perusahaan Chevron telah mencoba mengubah senyawa hidrokarbon cair menjadi bahan bakar sintetis untuk tujuan komersial. Hanya saja bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan senyawa hidrokarbon cair berasal dari gas alam (umumnya gas metana) melalui proses katalitik yang dikenal dengan nama proses Fischer-Tropsch.

Pada proses Fischer-Tropsch ini, gas metana diubah menjadi gas sintesis (syngas), yaitu campuran antara gas hidrogen dan karbon monoksida, dengan bantuan besi atau kobalt sebagai katalis. Selanjutnya, syngas ini diubah menjadi senyawa hidrokarbon cair, untuk kemudian diolah menggunakan proses hydrocracking menjadi bahan bakar dan produk minyak bumi lainnya, termasuk minyak pelumas. Senyawa hidrokarbon cair hasil pengubahan dari syngas mempunyai sifat kimia yang sama dengan polietilena.

Gas alam yang digunakan berasal dari Amerika Serikat. Belakangan, daerah lepas laut Timur Tengah menjadi sumber gas alam karena di sana harga gas alam lebih murah. Minyak pelumas dari gas alam ini untuk sementara dapat menjadi alternatif minyak pelumas hasil pengolahan minyak bumi. Pada masa mendatang, cadangan gas alam di dunia diperkirakan akan segera menipis. Di lain pihak, kebutuhan akan minyak pelumas semakin tinggi. Kini, dengan adanya penemuan ini, pembuatan minyak pelumas nampaknya tidak lagi memerlukan gas alam. Cukup dengan memanfaatkan limbah botol plastik, jadilah minyak pelumas. Tertarik mencoba?

Wednesday, October 31, 2007

Getting a new friend from Lombok...

This's the new one story while I get from kangguru's site. I have gotten a new friend, but he wasnt foreigner. He was my neighborhood in Lombok. His name Muhammad Sultan. He's one of the member in kangguru's site. Now, he is a student of English Departement in Mataram University, and he is 5th semester.
Nice I could find him, so it can help me to improve my english easily. We just chat by email up to now. It nice...
I told to him that I have any friends in Mataram University. One of them is in the same departement with Sultan, but he is in 7th semester now.
Sultan was very friendly. When I sent him an email, he replaid me in one day after. And he told to me that he looked for a friend also while could help him to speak english as well. That's all right I think.
Yup, Islam has tought to us to expand our brotherhood rope, whoever that. Exactly, they can save our faith or more. Insya Allah, Allah will bless us by brotherhood in Islam..

Hight Ambitious

Few days ago, I had a abig ambitious to find someone from other country in the world that can be my friends and help me in practice english. But, I was confuse about the way that I can find them. So, I asked to my brother Mr. Arfan about the way to get any friends from other country in the world. And he gave me an advice to find them, that I just open the kangguru'ssite at kangguru.org. There, you would got many people from other country in the world, hesaid.
And than, I opened that site....That's right, there I find so many people, especially from
Australia. Pass throught the kangguru's forum I can communication with foreigner. After
that, I found someone while need a friend also, and he also needed a man that can help him to
speak Indonesia.
After that, we talked much by yahoo messenger. I was really ambitiuosly before. Because, I
suggested tha he was a male, but after we shared our picture in yahoo messenger each other,
I was so shock that he was a girl. I couldn't think what I have to do. An than I closed her
picture, and just talked to her easily.
I knew much about her. She is just a new foreigner in Indonesia. Now she is in Jakarta for
working in one company/office in Jakarta. She comes from Philipine, but her english was
very good. She needen a man who can help her to speak Indonesia as well. And I tried to help
her in the fisrt, but...something happened in the after. Oh my God, Allah, I didn't intend that.
She was two years older than me. I asked to her, did you want to comeback to Philipine? And
she answered me, that she really wanted comeback, but she just can back to Philipines once
in a year, when the chrismast celebration. Oh, she is nasraniyyun, but it's ok, I just talked to
her for that time, not more.
Oh ya, I'm forget, her name was Eleanor Eduardo. This name made me cheated. I suggested
from that name, that she was a man, but that's wrong. Eleanor, in Philipines name is for a girl,
and Eduardo may be her father's name.
Yaah, this's the funny experience in an adventure seeking a new friend from other country. I
just think that a man can be more extroverted. And...a girl not more. But, friendly to
everyone is good, and I will try it. Because Islam tought us abot that. May Allah bless us in
brotherhood in Islam, Amin...

Language change...

Teman-teman saya punya rencana, dalam rangka memberbaiki komukasi dalam bahasa inggris saya ingin mengganti bahasa tulisan saya dalam blog ini menggunakan bahasa inggris, tapi untuk beberapa kaegori saja, yang pasti tidak semuanya. Mungkin seperti cerita-cerita pribadi, komentar, brotherhood, parenthood atau ungkin yang lainnya juga. Yaa, mempertimbangkan latihan berbahasa iggris dengan baik benar. Sedikit-sedikit asalkan istiqomah, mudah-mudahan bisa bermanfaat di kemudian hari.
Bagimana menurut teman-teman? Mohon dukungannya...

So, start from now, I will change my language for my personal site into english. But, you have to know that my english is not so good, so you may correct my english if you find something wrong in it. Hope all my friends support me, thanks...

Tuesday, October 30, 2007

Doa...

"Ya Allah, perbaikilah agamaku yang menjadi pelindung urusanku, perbaikilah duniaku yang menjadi penghidupanku, perbaikilah akhiratku yang menjadi tempat kembaliku, jadikanlah hidup ini sebagai (kesempatan) menambah setiap kebaikan dan jadikanlah mati sebagai istirahat dari semua kejahatan". (HR. Muslim 4897).

Friday, August 17, 2007

Ibnul Mubarok...

Ibnul Mubarok : "Berapa banyak amalan kecil menjadi besar pahalanya karena niat dan berapa banyak amalan besar menjadi kecil pahalanya karena niat pula". (Jami Ulum wal Hikam, 12).

Thursday, August 16, 2007

Orang tua adalah...

Orangtua kita adalah orang yang wajib kita taati setelah taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jangan kita sia-siakan waktu kita hidup di dunia ini untuk hal yang membuat kita sampai lupa dengan kewajiban taat kepada orangtua kita.
Kebanyakan mahasiswa, saking asyiknya kuliah di kota yang megah dengan segala fasilitasnya yang lengkap menjadikannya tidak mau pulang kampung atau bahkan lupa sama kampung halamannya, padahal di sana, di rumah kampung halaman kita tinggal kedua orangtua kita yang selalu berusaha berdo'a untuk kebaikan kita. Tidak kenal lelah dan bahkan selalu menyembunyikan usaha dan upayanya untuk menyekolahkan kita. Tapi kita justru juga lupa dengan peluh keringat mereka.
Ridho Allah adalah ridho orangtua kita. Selama mereka adalah muslim, maka dalam diri muslimnya ada haknya yang harus dipenuhi oleh anak-anaknya. Kebahagiaan orangtua adalah ketika ia menyaksikan anaknya tumbuh menjadi orang yang berguna dan bermanfaat, walaupun diri mereka sendiri tidak sebaik kita. Itulah orangtua kita, ayah ibu kita, abi umi kita, abah mama kita, papa mama atau papi mami kita, semua pasti mengharap yang sama, yaitu kabaikan untuk anak-anaknya...

Jadi, kalau tiba saatnya waktu liburan buat pulang kampung, maka saudaraku pulanglah ke kampung halaman, ketemu dengan orangtua, obati rasa rindu mereka. Jangan kemudian kita dengan tibanya masa liburan kita berencana yang tidak bermafaat yamg membuat kita lupa pada orangtua kita...

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)

Alhamdulillah sebentar lagi masuk semester VII. Lumayan butuh waktu yang cukup lama buat mencapai angka VII itu di dunia perkuliahan mahasiswa, dan butuh kesabaran karena sangat banyak rintangan yang dihadapi. Sampai di akhir semester VI kemarin, ana sudah menyelesaiakn penelitian yang tergabung dalam kegiatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang dselenggarakan oleh DIKTI. Tapi, belum au hasilnya niii samapi sekarang. Katanya sih sedang diseleksi untuk tingkat universitas yang nanti selanjutnya akan dikirim ke DIKTI. Wah, termasuk penelitian ini juga memerlukan perjuangan yang lumayan melelahkan. Karena dalam proses pelaksanaannya, kelompok ana sampai harus ke Temanngung, Jawa Tengah untuk mengambil dan mencari data dan bahan. Alhamdulillah semua sudah dijalani dan sekarang ana dan kelompok ana tinggal menuggu hasil dari seleksi universitas. Yaa shohabiy mohon doanya ya, soalnya seandainya penelitian proposalnya jebol ke DIKTI terus disetujui, itu bisa dijadikan usulan untuk penelitian dimata kuliah Penelitian Teknik Kimia. Kan lumayan buat singkat-singkatin masa kuliah, ngurangin beban orang tua.
Oh iya, ana sampai lupa, judul penelitian ana tu, ” Kombinasi Limbah Pertanian dan Peternakan sebagai Alternatif Pembuatan Pupuk Organik Cair Melalui Proses Fermentasi Anaerob”. Ini diambil dari hasil kerjaan seorang pemerhati masyarakat yang coba-coba melakukan pemanfaatan terhadap beberapa bahan organik yang tidak termanfaatkan di sekitar kita untuk diolah menjadi bahan yang bernilai manfaat tinggi dengan tujuan membantu kesejahteraan masyarakat terutama para petani. Prosesnya cukup mudah dan sederhana serta sangat sedikti makan biaya, oleh karena itu dikatakan sangat membantu pihak petani. Karena dengan menggunakan pupuk ini, para petani dapat lebih memelihara tanaman mereka karena tidak adanya kandungan kimia dalam pupuk itu, kemudian harganya murah dan mudah dalam pembuatannya. Bahkan para petani bisa membuatnya sendiri dalam kelompok tani yang mereka bentuk sendiri. Efisien kan?
Tapi, itu semua kita kembalikan kepada siapa yang telah menciptakan bahan-bahan itu semua, sehingga termanfaatkan untuk kehidupan manusia, yaitu Allah yang Maha Memberi Rezeki.
Kenapa pupuk organik ini dinilai lebih bisa menyuburkan tanaman dibanding pupuk kimia? Banyak research yang telah dilakukan mengenai hal ini, yaitu ini lebih mengarah kepada konsep bagaimana pupuk organik itu menyuburkan tanah selaku media tumbuh bagi tanaman, sehingga tanaman dapat terpenuhi kebutuhan nutrisinya dari tanah yang subur tersebut. Sedang pupuk kimia, juga mempunyai konsep penyuburan tanaman, tetapi bedanya adalah ada pada cara. Prinsip pupuk kimia dalam proses menyuburkan tanaman, ialah dengan menyediakan unsur hara pada tanah yang nantinya akan di suplay ke tanaman, namun setelah unsur hara tanah tersebut dimakan oleh tanaman, maka tanah akan kehilangan unsur hara, sehingga tanah menjadi gersang dan kering setelah ditanami oleh tanaman. Itulah bedanya dengan pupuk organik, dimana pupuk organik akan selalu menyediakan unsur hara bagi tanah sebagai media tumbuh tanaman, tanpa harus menghabisi kandungan nutrisi pada tanah tersebut, sehingga tanah menjadi subur dan tanaman pun menjadi sehat.

Akhwat kampus...

Lembaga Dakwah Islam di kampus adalah satu elemen dakwah yang mempunyai peran penting dalam perkembangan kegiatan keagamaan di kampus. Karena begitu dekatnya ia dengan mahasiswa, sehingga bisa berbaur dan bergaul bersama-sama. Seharusnya ini yang dijadikan sebagai kesempatan emas bagi setiap lembaga dakwah di kampus/fakultas untuk bisa medakwahkan agama Islam ini, sehingga menjadi suatu kepribadian yang tertanam dalam setiap diri mahaiswa UII.

Namun, jika sudah terbentuk elemen dakwah itu, hanya saja tidak dibarengi dengan semangat dakwah kepada sesama, maka yang terjadi adalah lambang lembaga dakwah hanya menjadi pembeda secara dzohir saja terhadap akhlak dan perilaku mahasiwa antara yang aktif di lembaga dakwah dengan yang tidak. Artinya apa, yaitu beda antara yang menjadi aktivis dakwah dengan yang tidak, tidaklah menampakkan perbedaan yang begitu jelas. Mengapa demikian, sekali lagi adalah kurangnya kesadaran rasa semangat berdakwah, baik pada diri sendiri apalagi semangat berdakwah pada orang lain.

Seorang akhwat yang menggunakan busana muslimah yang sopan, dengan jilbabnya yang besar dan lebar seharusnya menjadikannya lebih terjaga dari pergaulan lawan jenis di zaman sekarang yang tidak lagi memperhatikan halal harom dalam pergaulan antar lawan jenis. Namun, dalam kenyataannya para wanita yang mengaku dirinya lebih suka disebut sebagai akhwat karena jilbabnya yang besar dibanding wanita lainnya juga belum bisa menampakkan batas pergaulannya dengan lawan jenis yang bukan mahromnya. Lalu apa guna jilbab yang besar, jika masih duduk dengan ikhwan berhadap-hadapan tanpa hijab sedikitpun? Apa jilbab besar hanya jadi busana yang lagi trend di masa sekarang ini, sehingga tidak perlu dibarengi dengan akhlaq seorang wanita dalam menjaga dirinya dari pergaulan laki-laki? Apa karena dalam satu rapat, karena saking memaknai arti rapat, maka seorang akhwat dengan jilbabnya yang besar juga tetap saja tanpa rasa malu duduk rapat-rapat dengan laki-laki yang bukan mahromnya? Dimanakah pembeda antara wanita yang disebut akhwat itu dengan wanita-wanita lainnya yang berbusana seksi, lantaran mereka belum bisa menjaga pergaulannya dengan laki-laki yang bukan mahromnya? Malu. Ana malu melihat wanita yang berbusana demikian, namun akhlaqnya masih belum menjadi cerminan dari busananya.

Lalu selanjutnya, apa yang melandasi mereka menggunakan busana serba lebar seperti itu? Padahal di zaman Nabi, kaum wanitanya sangat paham arti busana mereka ketika turun ayat untuk berhijab di hadapan kaum laki-laki yang bukan mahromnya. Para wanita tidaklah dilarang oleh Nabi untuk melaksanakan sholat di masjid, namun kaum wanita saat itu pun tau ketika mereka harus ke masjid, mereka harus dapat menjaga diri mereka dari laki-laki yang bukan mahromnya, walau hanya sekedar dari pandangan kaum laki-laki itu. Sehingga mereka pergi ke masjid dengan diakhirkan, kemudian pulang dengan diawalkan. Untuk apa? Tidak lain agar terhindar dari penglihatan laki-laki, karena saking malunya kaum wanita saat itu untuk bergaul dengan laki-laki yang bukan mahromnya.

Ana tidak mau membandingkannya dengan keadaan wanita (akhwat) zaman sekarang, karena tentunya sangat jauh. Memang zaman sekarang tidaklah sama dengan zaman Nabi, sehingga untuk bersikap demikian rasanya sangat berat atau tidak mungkin dilakukan. Tapi itu bukan menjadi alasan. Yaa akhwatiy, cobalah untuk kembali pada maksud dari kalian memakai busana yang sopan itu, agar sesuai antara dzohir dan batinnya. Apa susahnya, jika ada rapat, kita cari tempat yang tidak menimbulkan fitnah, yang ada hijabnya demi menjaga diri dari pergaulan dengan laki-laki yang bukan mahrom. Sedangkan dalam Al-qur’an telah Allah jelaskan/memerintakan bagi kaum laki-laki dan perempuan untuk saling menundukkan pandangan.

Ini adalah realita yang seharusnya setiap muslim yang melihatnya menjadi cemburu, yaitu cemburu seorang muslim karena melihat saudara muslimnya yang lain melakukan suatu kemaksiatan...

Buat para wanita...

Dari Asma’ binti Yazid al-anshoriyyah, ia dating kepada Nabi shollallahu ’alaihi wasallam saat beliau berada di tengah-tengan Shohabatnya, seraya berkata : “Ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah. Aku utusan para wanita kepadamu. Ketahuilah diriku sebagai tebusanmu bahwa tidak seorang wanita pun yang berada di timur dan barat yang mendengar kepergianku ini melainkan dia sependapat denganku. Ssungguhnya Allah mengutusmu dengan kebenaran kepada kaum pria dan wanita, lalu kami beriman kepadamu dan kepada Rabb-mu yang mengutusmu. Kami kaum wanita dibatasi; tinggal di rumah-rumah kalian, tempat pelampiasan syahwat kalian da mengandung anak-anak kalian. Sementara kalian, kaum pria, dilebihkan atas kami dengan sholat Jum’at dan berjama’ah, menjenguk orang sakit, menyaksikan jenazah, Haji demi haji, dan lebih utama dari itu ialah jihad fii sabilillah. Jika seorang pria dari kalian keluar untuk berhaji, berumrah atau berjihad, maka kami memelihara harta kalian, membersihkan pakaian kalian dan merawat anak anak kalian. Lalu apa yang bias membuat kami bisa mendapatkan pahala seperti apa yang kalian dapatkan, wahai Rasulullah?”. Mendengar hal itu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menoleh kepada para Sahabatnya, kemudian bertanya: “Apakah kalian pernah mendengar perkataan seorang wanita yang lebih baik dari wanita ini dalam pertanyaannya tentang urusan agama?” Mereka menjawab: “Wahai Rasulullah, kami tidak menyangka ada seorang wanita yang mendapat petunjuk seperti ini”. Lalu Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam menoleh kepadanya seraya berkata: “Pergilah wahai wanita, dan beritahukan kaum wanita di belakangmu bahwa apabila salah seorang dari kalian berbuat baik kepada suaminya, mencari ridhonya dan menyelarasinya, maka pahalanya menyerupai semua itu”. Kemudian wanita ini berpaling dengan bertahlil dan bertakbir karena gembira dengan apa yang disabdakan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. (HR ‘Abdurrazaq. Sebagian ulama lainnya mendhoifkan).

Hasan Al Bashri...

Hasan Al Basri : "Hai anak Adam, siangmu ibarat tamu bagimu, maka bersikap baiklah
kepadanya. Jika kamu bersikap baik kepadanya, ia akan pergi dengan ucapan terima kasih.
Namun, jika sebaliknya ia akan pergi sambil mengumpatmu. Begitu juga dengan malammu".
(Al Bayan wat Tabyin : 3/83).

Thursday, August 9, 2007

Untuk Para Tholabul 'Ilm

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaauh
Ustadz DR. Ali Musri (lulusan S3 madinah) menasehatkan pada segenap tholabul ‘ilm tentang masalah fitnah ini, ia mengatakan hendaknya tholabul ‘ilm mengetahui posisi dirinya sebagai tholabul ‘ilm. Tau apa yg sedang ia butuhkan untuk agamanya, mana yg lebih utama di cari, yaitu ilmu din ini. Bukan mencari-cari kesalahan orang, apalagi ustadz, yg tidak selevel dengannya.

Adapun perkara fitnah/tuduh-tuduhan antar ustadz di jogja khususnya, itu adalah perkara yg perlu pendalaman khusus untuk membahasnya. Terutama, kita hendaknya harus cukup ilmu dulu baru bisa masuk dlm wilayah itu. Jika belum cukup ilmu, maka tuntut ilmu dulu yg lebih utama, baru ttg fitnah itu jika diperlukan baru di bahas. Selama ustadz yg ada sekarang ini masih menjunjung manhaj salaf dalam mendakwahkan agama Islam ini, maka wajib bagi kita untuk menghormatinya dan mengambil ilmu yg bermanfaat dari padanya. Kalaupun ada kesalahan yg tampak oleh kita, kita sudah sepatutnya mengingat bahwa para ustadz juga adalah manusia biasa, bisa salah bisa benar. Maka, jika kita mampu untuk megingatkannya dari kesalahannya, maka lakukanlah, jika kita tidak mampu, maka sembunyikan aibnya, ambil yg bermanfaat darinya, serta berusaha menjauhkan diri dari perkara2 yg menyangkut fitnah dengan tidak memancing-mancing pembicaraan tentang fitnah itu.

Kenapa kita harus cukup ilmu dalam perkara fitnah ini?
Sayaikh Al ‘Utsaimin telah mengajarkan kepada umat Islam adap dalam menghadapi/mengatasi perkara seputar fitnah dan perpecahan umat. Ada prosedur yg harus di lalui oleh seseorang sebelum ia men-tahdzir (menetapkan)/menuduh orang lain jika terjadi kesalahan pada orang itu, diantaranya beliau rahimahullah menjelaskan :
1. Tabayyun wa tatsabut (klarifikasi ttg fitnah yg ada pada sesorang itu).
2. Munaqosah Ilmiyah (pembahasan secara ilmiah ttg fitnah itu) dalam rangka Iqomatul Hujjah (menegakkan hujjah atas orang itu).
3. Mentahdzir (menetapkan/menuduh orang tersebut, apakanh ia sesat, ahlul bid’ah, kaafir, dll). Pada proses yg ke-3 ini, dilakukan setelah orang yg bersalah itu telah dinasehatkan dulu dan diperintahkan untuk bertobat atas kesalahannya itu (jika terbukti salah), baru kemudian orang lain bisa mentahdzir nya.
Demikian yg Syaikh jelaskan.

Adapun yg terjadi sekarang ini dikalangan para ustadz adalah kurangnya tabayyun (3 proses di atas). Para ustadz terlalu cepat dalam memberi keputusan (mentahdzir) ustadz lainnya tenpa melakukan proses-proses di atas.
Oleh karena cara yg di tempuh dalam menghadapi fitnah itu adalah berat, maka diwajibkan atas kita untuk berilmu terlebih dahulu sebelum melakukan 3 proses di atas. Jika kita belum berilmu, maka tuntut ilmu dulu adalah wajib bagi kita sampai batas yg tak hingga. Setelah itu, jika diperlukan, baru kita masuk kedalam permasalahan yg menyangkut fitnah dll.

Maka, perlu kita pahamkan terlebih dahulu posisi diri kita, yaitu sebagai tholabul ‘ilm, yg mana kebutuhan kita adalah menuentut ilmu din ini, bukan mencari-cari kesalahan orang lain atau para ustadz. Para ustadz adalah orang berilmu yg mulia di sisi Allah, maka kita diperintahkan untuk hormat kepada mereka, mengambil ilmu dari padanya, menutup aib-aibnya (jika kita tau aibnya).

Adapun pertikaian di antara mereka adalah dilakukan dalam keadaan/posisi mereka sebagai orang yg berilmu, guru, ustadz, orang ‘alim. Mereka berdebat/berbeda pendapat dengan di dasari ilmu. Sedangkan kita, adalah orang yg jauh dari kemampuan mereka.
Oleh karena itu, saya, saudara-saudariku semuanya hendaknya terus semangat dalam menuntut ilmu agama ini. Mudah-mudahan bisa jadi pelajaran.

Wallahu a’lam bi showab
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.