Thursday, August 16, 2007

Akhwat kampus...

Lembaga Dakwah Islam di kampus adalah satu elemen dakwah yang mempunyai peran penting dalam perkembangan kegiatan keagamaan di kampus. Karena begitu dekatnya ia dengan mahasiswa, sehingga bisa berbaur dan bergaul bersama-sama. Seharusnya ini yang dijadikan sebagai kesempatan emas bagi setiap lembaga dakwah di kampus/fakultas untuk bisa medakwahkan agama Islam ini, sehingga menjadi suatu kepribadian yang tertanam dalam setiap diri mahaiswa UII.

Namun, jika sudah terbentuk elemen dakwah itu, hanya saja tidak dibarengi dengan semangat dakwah kepada sesama, maka yang terjadi adalah lambang lembaga dakwah hanya menjadi pembeda secara dzohir saja terhadap akhlak dan perilaku mahasiwa antara yang aktif di lembaga dakwah dengan yang tidak. Artinya apa, yaitu beda antara yang menjadi aktivis dakwah dengan yang tidak, tidaklah menampakkan perbedaan yang begitu jelas. Mengapa demikian, sekali lagi adalah kurangnya kesadaran rasa semangat berdakwah, baik pada diri sendiri apalagi semangat berdakwah pada orang lain.

Seorang akhwat yang menggunakan busana muslimah yang sopan, dengan jilbabnya yang besar dan lebar seharusnya menjadikannya lebih terjaga dari pergaulan lawan jenis di zaman sekarang yang tidak lagi memperhatikan halal harom dalam pergaulan antar lawan jenis. Namun, dalam kenyataannya para wanita yang mengaku dirinya lebih suka disebut sebagai akhwat karena jilbabnya yang besar dibanding wanita lainnya juga belum bisa menampakkan batas pergaulannya dengan lawan jenis yang bukan mahromnya. Lalu apa guna jilbab yang besar, jika masih duduk dengan ikhwan berhadap-hadapan tanpa hijab sedikitpun? Apa jilbab besar hanya jadi busana yang lagi trend di masa sekarang ini, sehingga tidak perlu dibarengi dengan akhlaq seorang wanita dalam menjaga dirinya dari pergaulan laki-laki? Apa karena dalam satu rapat, karena saking memaknai arti rapat, maka seorang akhwat dengan jilbabnya yang besar juga tetap saja tanpa rasa malu duduk rapat-rapat dengan laki-laki yang bukan mahromnya? Dimanakah pembeda antara wanita yang disebut akhwat itu dengan wanita-wanita lainnya yang berbusana seksi, lantaran mereka belum bisa menjaga pergaulannya dengan laki-laki yang bukan mahromnya? Malu. Ana malu melihat wanita yang berbusana demikian, namun akhlaqnya masih belum menjadi cerminan dari busananya.

Lalu selanjutnya, apa yang melandasi mereka menggunakan busana serba lebar seperti itu? Padahal di zaman Nabi, kaum wanitanya sangat paham arti busana mereka ketika turun ayat untuk berhijab di hadapan kaum laki-laki yang bukan mahromnya. Para wanita tidaklah dilarang oleh Nabi untuk melaksanakan sholat di masjid, namun kaum wanita saat itu pun tau ketika mereka harus ke masjid, mereka harus dapat menjaga diri mereka dari laki-laki yang bukan mahromnya, walau hanya sekedar dari pandangan kaum laki-laki itu. Sehingga mereka pergi ke masjid dengan diakhirkan, kemudian pulang dengan diawalkan. Untuk apa? Tidak lain agar terhindar dari penglihatan laki-laki, karena saking malunya kaum wanita saat itu untuk bergaul dengan laki-laki yang bukan mahromnya.

Ana tidak mau membandingkannya dengan keadaan wanita (akhwat) zaman sekarang, karena tentunya sangat jauh. Memang zaman sekarang tidaklah sama dengan zaman Nabi, sehingga untuk bersikap demikian rasanya sangat berat atau tidak mungkin dilakukan. Tapi itu bukan menjadi alasan. Yaa akhwatiy, cobalah untuk kembali pada maksud dari kalian memakai busana yang sopan itu, agar sesuai antara dzohir dan batinnya. Apa susahnya, jika ada rapat, kita cari tempat yang tidak menimbulkan fitnah, yang ada hijabnya demi menjaga diri dari pergaulan dengan laki-laki yang bukan mahrom. Sedangkan dalam Al-qur’an telah Allah jelaskan/memerintakan bagi kaum laki-laki dan perempuan untuk saling menundukkan pandangan.

Ini adalah realita yang seharusnya setiap muslim yang melihatnya menjadi cemburu, yaitu cemburu seorang muslim karena melihat saudara muslimnya yang lain melakukan suatu kemaksiatan...

2 comments:

  1. assalamu'alaikum.
    kok isinya buat akhwat semua...? untuk ikhwannya mana..? he..he..he..

    ReplyDelete
  2. yup, benar sih,,trus, kalo memang seperti itu, kira2 gimana memberitahu teman-teman sekitar kita yang belum paham dengan aturan rapat dalam islam

    ReplyDelete